Penggunaan suntik pemutih untuk mendapatkan kulit cerah secara instan semakin marak, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Namun, para ahli kesehatan memperingatkan bahwa prosedur ini bisa menimbulkan berbagai risiko serius bagi tubuh, terutama jika dilakukan tanpa pengawasan medis. Kandungan utama dalam suntik pemutih biasanya adalah glutathione, vitamin C dosis tinggi, dan kolagen.
Menurut penjelasan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), penggunaan glutathione berlebihan dapat mengganggu fungsi hati dan ginjal. Selain itu, suntikan dengan dosis tinggi bisa menyebabkan reaksi alergi berat hingga syok anafilaksis. Dalam beberapa kasus, suntik pemutih yang tidak steril atau dilakukan di tempat tidak resmi dapat menyebabkan infeksi atau abses pada kulit.
Efek jangka panjang lainnya adalah perubahan metabolisme tubuh serta gangguan pada sistem kekebalan. Beberapa dokter juga mencatat bahwa penggunaan suntik pemutih secara rutin dapat memicu gangguan hormonal dan memperparah kondisi kulit seperti jerawat atau iritasi. Risiko ini meningkat bila suntikan dilakukan tanpa pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu.
Karena itu, masyarakat diimbau untuk berhati-hati terhadap tawaran suntik pemutih, terutama yang dijual secara daring tanpa izin BPOM. Para dokter menyarankan untuk selalu berkonsultasi ke tenaga medis profesional sebelum melakukan prosedur estetika apa pun. Kecantikan yang sehat seharusnya didukung dengan pola hidup seimbang, bukan jalan pintas yang membahayakan kesehatan.