Gelombang baru COVID-19 tampaknya telah tiba, dengan varian ‘Nimbus’ yang menyebar cepat di beberapa negara. Varian ini diduga menjadi pemicu lonjakan kasus di China, Singapura, dan Hong Kong. Gejala yang ditimbulkan tidak biasa, dengan nyeri tenggorokan yang tajam dan menusuk seperti terkena pecahan kaca.
Banyak orang yang terinfeksi varian ini melaporkan gejala yang parah, termasuk nyeri tenggorokan yang membuat mereka merasa kehabisan tenaga. “Saya seperti tersayat pisau cukur di tenggorokan saya,” keluh salah satu korban. Gejala lain yang terkait dengan varian ‘Nimbus’ termasuk kemerahan di bagian belakang mulut, pembengkakan kelenjar leher, demam, nyeri otot, dan hidung tersumbat.
Varian ‘Nimbus’ telah menyebar ke beberapa negara, termasuk India, Thailand, dan Amerika Serikat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa analisis awal menunjukkan varian ini lebih menular. Namun, tidak ada bukti bahwa varian ini lebih mungkin menyebabkan penyakit parah atau kematian.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita dapat mengurangi penyebaran varian ‘Nimbus’ ini.