Anggapan bahwa kolesterol tinggi hanya menyerang orang dewasa kini terbantahkan. Faktanya, remaja juga bisa mengalami kolesterol tinggi, terutama jika memiliki gaya hidup tidak sehat. Dokter spesialis gizi klinik menyebutkan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, seperti gorengan, makanan cepat saji, serta kurangnya aktivitas fisik, menjadi faktor utama meningkatnya kadar kolesterol jahat (LDL) di usia muda.
Menurut data dari American Heart Association, kasus kolesterol tinggi pada anak dan remaja semakin meningkat dalam dua dekade terakhir. Bahkan, kondisi ini bisa dimulai sejak usia 10 tahun ke atas, terutama jika ada riwayat kolesterol tinggi dalam keluarga. Jika tidak ditangani sejak dini, kolesterol tinggi pada remaja berisiko menyebabkan penyakit jantung koroner di usia produktif.
Dokter juga menekankan bahwa kolesterol bukan hanya soal makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor genetik dan berat badan. Remaja yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena dislipidemia, yaitu kondisi ketidakseimbangan kadar kolesterol dalam tubuh. Oleh karena itu, pemeriksaan kolesterol sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi juga pada remaja yang memiliki faktor risiko.
Pencegahan kolesterol tinggi pada remaja bisa dimulai dari perubahan gaya hidup sehat: konsumsi makanan tinggi serat, kurangi makanan berlemak, perbanyak aktivitas fisik, dan hindari kebiasaan duduk terlalu lama. Pemeriksaan rutin juga penting, terutama jika terdapat riwayat penyakit jantung atau kolesterol dalam keluarga. Kesadaran sejak dini menjadi kunci agar remaja tumbuh menjadi generasi sehat bebas penyakit kronis.
 
  
 
 Home
Home
 
							 
							