Kecanduan ponsel pintar di kalangan anak-anak terus meningkat dan menjadi perhatian serius para ahli kesehatan mental dan pendidikan. Berdasarkan laporan terbaru Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), salah satu penyebab utama anak mengalami kecanduan HP adalah minimnya pengawasan dari orang tua serta pola asuh yang permisif terhadap penggunaan gawai.
Anak-anak yang dibiarkan bermain HP tanpa batas waktu cenderung mengalami gangguan pada aspek sosial, emosi, bahkan perkembangan kognitif. Tak jarang, HP digunakan sebagai “alat pendiam” saat orang tua sibuk bekerja atau menghindari konflik. “Banyak orang tua yang secara tidak sadar menyerahkan tanggung jawab pengasuhan ke perangkat digital,” ungkap psikolog anak Ratih Ibrahim.
Selain faktor orang tua, akses mudah terhadap internet, game online, dan media sosial juga menjadi pemicu utama. Aplikasi yang dirancang adiktif membuat anak betah berlama-lama di depan layar. Penelitian menunjukkan, anak-anak yang menghabiskan lebih dari tiga jam per hari di HP berisiko tinggi mengalami penurunan konsentrasi, kecemasan, hingga gangguan tidur.
Untuk mencegah kecanduan, para ahli menyarankan agar orang tua menetapkan batasan waktu penggunaan HP, mendampingi anak saat mengakses konten digital, dan menggantinya dengan aktivitas fisik atau interaksi sosial secara langsung. “Pencegahan harus dimulai dari rumah, dengan pendekatan yang konsisten dan penuh kasih,” tegas Ratih.