Di masyarakat Indonesia, istilah masuk angin sudah sangat akrab dan sering dikaitkan dengan berbagai keluhan kesehatan, termasuk batuk. Namun secara medis, masuk angin sebenarnya bukanlah diagnosis resmi, melainkan istilah umum untuk menggambarkan gejala seperti meriang, kembung, pegal-pegal, hingga pilek ringan. Lalu, apakah masuk angin benar-benar bisa menyebabkan batuk?
Menurut para ahli, batuk bukan disebabkan oleh angin yang “masuk” ke dalam tubuh, melainkan reaksi saluran pernapasan terhadap iritasi atau infeksi. Dalam banyak kasus, batuk muncul karena tubuh sedang melawan infeksi virus seperti flu atau pilek — kondisi yang gejalanya sering dikira sebagai masuk angin. Jadi, ketika seseorang merasa “masuk angin” dan kemudian batuk, kemungkinan besar ia sedang mengalami infeksi saluran pernapasan atas.
Faktor seperti kelelahan, cuaca dingin, dan perubahan suhu yang drastis memang bisa menurunkan daya tahan tubuh, sehingga memudahkan virus menyerang. Inilah mengapa seseorang bisa merasa tidak enak badan lalu batuk, namun penyebab utamanya tetap infeksi, bukan angin. Hal ini juga menjelaskan mengapa istirahat, minum cukup air, dan makan makanan bergizi dapat mempercepat pemulihan.
Untuk itu, penting memahami bahwa masuk angin bukan penyebab langsung batuk. Jika batuk berlangsung lebih dari seminggu, disertai demam tinggi, atau sesak napas, sebaiknya segera periksa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai.