Home
Korea Utara (Korut) meluncurkan sejumlah rudal balistik pada Senin (10/3) waktu setempat, beberapa jam setelah mengecam latihan militer gabungan yang digelar Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS). Peluncuran rudal ini dilakukan sebagai respons terhadap latihan “Freedom Shield 2025” yang dimulai pada hari yang sama. Latihan gabungan ini melibatkan pelatihan langsung, virtual, dan berbasis lapangan yang direncanakan berlangsung hingga 21 Maret 2025.
Menurut laporan dari militer Korsel, rudal-rudal yang diluncurkan oleh Korut ditembakkan dari wilayah barat negara itu menuju Laut Kuning. “Militer kami mendeteksi sekitar pukul 13.50 waktu setempat, beberapa rudal balistik tidak teridentifikasi yang ditembakkan dari Provinsi Hwanghae ke area Laut Barat,” kata Kepala Staf Gabungan Militer Korsel (JCS), mengkonfirmasi lokasi peluncuran rudal tersebut.
Peluncuran rudal ini menjadi uji coba pertama yang dilaporkan sejak Presiden AS Donald Trump menjabat pada pertengahan Januari lalu. Korut biasanya menganggap latihan militer gabungan AS-Korsel sebagai persiapan untuk invasi, dan sebagai bentuk respons, sering kali melakukan uji coba rudal untuk menunjukkan kekuatan militernya. Peringatan keras juga disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Korut, yang menyebut latihan tersebut sebagai “aksi provokatif berbahaya” yang berisiko memicu perang secara tidak sengaja.
Kecaman tersebut muncul beberapa hari setelah insiden kecelakaan militer di mana jet tempur Angkatan Udara Korsel secara tidak sengaja menjatuhkan bom di area sipil, menyebabkan puluhan korban luka dan kerusakan pada rumah-rumah warga. Korut memperingatkan bahwa tindakan semacam ini bisa memicu ketegangan yang lebih besar di Semenanjung Korea dan berisiko menimbulkan konflik fisik antara kedua negara melalui “satu tembakan tidak disengaja.”
