Mempawah – Ratusan siswa SMAN 1 Mempawah, Kalimantan Barat, menggelar aksi demonstrasi di lingkungan sekolah pada Senin (3/2/2025) setelah terancam tidak bisa mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap dugaan kelalaian pihak sekolah dalam mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), yang menyebabkan mereka kehilangan kesempatan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tanpa tes.
Tidak hanya siswa, aksi ini juga diikuti oleh para orang tua yang merasa kecewa dan dirugikan. Salah satu siswa, Muhammad Hafiz, menyampaikan kekecewaannya karena telah berusaha sejak awal semester untuk meraih prestasi demi lolos SNBP, namun harapannya pupus akibat kesalahan administrasi. Hafiz, yang berasal dari keluarga kurang mampu dan telah kehilangan kedua orang tuanya, mengungkapkan bahwa jalur SNBP adalah satu-satunya kesempatan baginya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kepala SMAN 1 Mempawah, Endang Superi Wahyudi, mengakui bahwa keterlambatan pengisian PDSS terjadi akibat kendala teknis dan keterbatasan waktu, sehingga finalisasi data tidak dapat dilakukan sebelum batas akhir. Pihak sekolah telah mencoba mencari solusi dengan menghubungi panitia pusat SNBP, namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil maksimal. Data yang telah diajukan tetap tidak bisa difinalisasi, menyebabkan sekitar 115 siswa kehilangan kesempatan untuk mengikuti SNBP 2025.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Endang menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh siswa dan orang tua yang terdampak. Ia mengakui adanya unsur kelalaian dalam proses administrasi sekolah dan berjanji akan terus mencari solusi alternatif agar siswa tetap memiliki peluang melanjutkan pendidikan ke PTN. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian mengenai langkah yang bisa diambil untuk mengatasi masalah tersebut.