Titik Terang > NASIONAL > IHSG TERKOREKSI 3,95% DALAM SEPEKAN, INVESTOR ASING LAKUKAN AKSI JUAL BESAR-BESARAN

IHSG TERKOREKSI 3,95% DALAM SEPEKAN, INVESTOR ASING LAKUKAN AKSI JUAL BESAR-BESARAN

Jakarta, 22 Maret 2025 – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan signifikan dalam sepekan terakhir, mencatatkan penurunan sebesar 3,95% dan ditutup di level 6.258,18 pada perdagangan Jumat (21/3). Koreksi ini menjadi perhatian serius di kalangan pelaku pasar, terutama dengan maraknya aksi jual bersih oleh investor asing.

Aksi Jual Asing Menekan Pasar

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, sepanjang pekan ini, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 2,35 triliun. Arus keluar dana asing ini menjadi salah satu faktor utama yang menekan pergerakan IHSG, di tengah meningkatnya ketidakpastian global dan potensi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (The Fed).

“Aksi jual besar-besaran oleh investor asing mencerminkan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi global dan pengaruhnya terhadap pasar domestik. Tekanan ini terutama dirasakan oleh saham-saham berkapitalisasi besar di sektor keuangan,” ujar Analis Senior di Mandiri Sekuritas, Budi Santoso.

Sektor Perbankan Terpukul, BBRI Bertahan Kuat

Pelemahan IHSG didominasi oleh tekanan pada saham-saham sektor perbankan. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi pemberat utama indeks setelah masing-masing mencatatkan penurunan sebesar 4,2% dan 3,8% sepanjang pekan. Di sisi lain, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menunjukkan ketahanan dengan penguatan tipis di tengah tekanan pasar.

“Kinerja sektor perbankan menjadi indikator utama kondisi pasar. Saat investor asing menarik dana dari saham-saham blue-chip, dampaknya langsung terasa di IHSG,” tambah Budi.

Sentimen Global dan Domestik Berperan Besar

Pelemahan IHSG tidak terlepas dari kombinasi faktor eksternal dan domestik. Kekhawatiran atas kebijakan moneter AS yang lebih ketat memicu aliran keluar modal dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Selain itu, pasar juga merespon dengan hati-hati terhadap laporan keuangan beberapa emiten utama yang di bawah ekspektasi.

Di sisi domestik, potensi kenaikan inflasi dan ketidakpastian politik menjelang pemilihan kepala daerah turut membebani sentimen investor. “Pasar sedang menghadapi tekanan ganda dari faktor global dan lokal. Investor perlu mewaspadai volatilitas yang berpotensi berlanjut dalam beberapa pekan ke depan,” jelas Kepala Riset Samuel Sekuritas, Anita Wijaya.

Prospek ke Depan: Waspada dan Selektif

Dengan koreksi signifikan yang terjadi, analis menyarankan para investor untuk tetap selektif dalam mengelola portofolio. Sektor-sektor defensif seperti konsumer primer dan telekomunikasi diperkirakan memiliki ketahanan lebih baik di tengah volatilitas yang meningkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *