Ibu Kota Ukraina, Kyiv, mengalami malam paling mencekam sejak invasi Rusia dimulai. Dalam serangan yang berlangsung dari Kamis malam (3/7/2025) hingga Jumat pagi (4/7/2025), Rusia meluncurkan ratusan drone dan rudal ke wilayah Ukraina. Akibatnya, sejumlah bangunan di Kyiv terbakar hebat dan asap pekat memenuhi udara. Warga setempat menggambarkan situasi sebagai yang terburuk selama konflik berlangsung.
Kementerian Pertahanan Ukraina melaporkan, total 550 rudal dan drone ditembakkan oleh Rusia dalam waktu singkat, menjadikan ini serangan udara terbesar sepanjang invasi. Dari jumlah tersebut, 268 drone dan dua rudal berhasil dihancurkan oleh sistem pertahanan udara Ukraina. Tymur, salah satu warga Kyiv, mengatakan serangan ini jauh lebih intens dibanding serangan sebelumnya. “Kota terasa seperti zona perang penuh,” katanya kepada AFP.
Di sisi lain, Rusia menyatakan bahwa jalur diplomasi untuk mengakhiri perang saat ini tidak memungkinkan. Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa meski penyelesaian politik tetap diharapkan, Rusia akan terus menjalankan “operasi militer khusus” selama negosiasi tak membuahkan hasil. Pernyataan ini menegaskan sikap keras Moskwa di tengah eskalasi serangan.
Di tingkat internasional, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa pembicaraannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga menyatakan telah berbicara dengan Trump untuk memperkuat kerja sama pertahanan udara. Keduanya sepakat mempererat kolaborasi dalam menghadapi ancaman udara yang semakin masif dari Moskwa.