LANGKAT – Titikterang | Jembatan umum alternatif yang menjadi tanggungjawab Dinas PU Provinsi Sumatera Utara, penghubung Desa Sei Musam Kecamatan Batang Serangan menuju Desa Sei Musam Kendit, Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat mengalami roboh si bagian pondasi.
Kepala Desa Sei Musam, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Bahagia Ginting, melalui aplikasi Whatsapp, Jumat (25/4) membenarkan kejadian itu. “Ya, jembatan itu roboh sekitar pukul 02:00,” ucapnya.
Ia menambahkan, robohnya pondasi jembatan tersebut disebabkan karena tingginya debit dan derasnya hujan, yang melanda Desa Sei Musam Kecamatan Batang Serangan.
“Dengan robohnya jembatan ini, kami masyarakat sudah mulai kebingungan, karena ini jembatan alternatif yang terakhir, karena dari delapan jembatan yang ada di desa kami, satupun belum ada selesai pengerjaannya. Sedangkan jembatan yang lama sudah dirubuhkan untuk dibangun jembatan yang baru. Namun hingga kini, belum selesai dikerjakan,” ungkapnya.
Bahagia Ginting menambahkan, Pemerintah Desa Sei Musam, telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Langkat untuk jembatan yang roboh dan kami Pemerintah Desa Sei Musam juga sudah bermohon kepada pihak PT Rapala untuk kiranya dapat membantu merapikan kembali kondisi jembatan tersebut dengan kemampuan yang ada.
“Jika tidak segera diperbaiki, dapat melumpuhkan perekonomian masyarakat, dan anak-anak kami juga terkendala berangkat ke sekolah, ” imbuhnya.
“Surat pemberitahuan kepada Pemerintah Kabupaten Langkat sudah kita serahkan ke Pemerintah Kecamatan Batang Serangan,” tambahnya.
Bahagia Ginting berharap, agar Pemkab Langkat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tanggap terhadap robohnya jembatan ini, karena warga sudah resah untuk mengangkut hasil pertanian.
“Kami atas Pemerintah Desa Sei Musam berharap kepada Bupati Langkat Syah Afandin dan Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution untuk tanggap agar jembatan ini dapat diperbaiki, karena jika tidak diperbaiki dapat melumpuhkan perekonomian masyarakat,” harap Bahagia Ginting.
Sementara Kapolsek Padang Tualang AKP Masagus melalui keterangan tertulisnya, menjelaskan, robohnya pondasi jembatan tersebut disebabkan karena tingginya debit dan derasnya air pada alur sungai tersebut yang mengalami hujan deras dari perbukitan TNGL.
“Dampak dari itu, salah satu ujung jembatan tidak menyatu dengan pondasinya sehingga hanya dapat dilintasi oleh kendaraan roda dua yang dijaga dan dipandu oleh warga setempat dengan menggunakan papan untuk dapat dilintasi. Saat ini jembatan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat atau lainnya dan hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua,” kata Masagus. (tp)