Seorang santri di Blitar meninggal dunia setelah terkena lemparan kayu berpaku dari ustaznya saat sedang berolahraga pagi. Insiden tragis ini bermula ketika sang ustaz meminta para santri untuk menghentikan kegiatan olahraga dan mandi. Namun, beberapa santri tidak segera mematuhi perintah tersebut, hingga ustadz tersebut melemparkan sebatang kayu ke arah mereka, yang secara fatal mengenai kepala salah satu santri.
Kayu berpaku yang dilempar itu menyebabkan luka tusukan sedalam 2,7 cm di kepala korban. Meskipun sempat mendapatkan perawatan, nyawa santri malang tersebut tidak dapat diselamatkan. Kejadian ini mengejutkan pihak keluarga dan masyarakat sekitar, mengingat bahwa lingkungan pesantren biasanya diharapkan menjadi tempat yang aman dan penuh kedamaian.
Pihak keluarga korban mengaku bahwa masalah ini telah diselesaikan secara kekeluargaan. Meskipun demikian, mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kesepakatan atau proses mediasi yang dilakukan. Pernyataan ini menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat, sebagian menilai bahwa kasus seperti ini perlu ditangani lebih transparan demi keadilan bagi korban.
Sampai saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak pesantren terkait langkah-langkah yang diambil terhadap ustadz yang terlibat dalam kejadian tersebut. Masyarakat sekitar mendesak pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut guna mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.