Home
JAKARTA – Tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) terluka dan dilarikan ke rumah sakit setelah terlibat dalam aksi menolak revisi Undang-Undang TNI di kawasan DPR RI, Jakarta, Kamis (20/3). Koordinator Bidang Sosial Politik BEM Fakultas Hukum UI, Muhammad Bagir Shadr, mengonfirmasi insiden tersebut dan menjelaskan kondisi ketiga mahasiswa yang terluka. Mereka saat ini dirawat di dua rumah sakit berbeda, yakni RS Tarakan dan RS Pelni.
Menurut Bagir, ketiga mahasiswa yang terluka mengalami cedera serius, dengan salah satunya mengalami luka di kepala. “Kepalanya bocor, tapi alhamdulillah baru banget siuman. Tadi sempat ada satu yang enggak sadarkan diri, tapi udah siuman,” kata Bagir saat dihubungi CNNIndonesia.com. Bagir menambahkan bahwa peristiwa ini terjadi ketika mahasiswa berusaha memasuki Gedung DPR secara damai namun diserang oleh aparat dengan pentungan.
Bagir menceritakan bahwa aksi tersebut awalnya dimaksudkan untuk berlangsung damai, dengan mahasiswa berusaha memasuki gedung DPR untuk menyuarakan penolakan terhadap revisi UU TNI. “Tapi tiba-tiba dari posisi menyerang dengan pentungan, memukul mundur yang mau masuk gedung DPR,” ungkapnya. Ia menegaskan bahwa ketiga mahasiswa yang terluka berada di barisan depan saat kejadian tersebut.
Sebelumnya, beredar video yang menunjukkan beberapa aksi massa terluka dan dibawa ke ambulans setelah terjadi kerusuhan. Video tersebut tersebar setelah massa yang menggelar aksi menolak revisi RUU TNI merobohkan pagar Gedung MPR/DPR di Senayan. Revisi UU TNI yang sedang dibahas DPR mencakup perubahan signifikan, termasuk pasal yang mengatur tugas TNI dalam operasi selain perang (OMSP), penempatan prajurit aktif di jabatan sipil, serta perpanjangan usia pensiun TNI.
