Bupati Aceh Utara, Ismail A. Jalil, menyampaikan permintaan mendesak kepada Presiden RI Prabowo Subianto untuk segera memberikan bantuan penanganan banjir yang melanda wilayahnya. Hingga hari ke-12 sejak bencana terjadi, belum ada satu pun pejabat menteri dari Kabinet Merah Putih yang meninjau langsung ke Aceh Utara. Kondisi ini membuat Pemerintah Kabupaten kewalahan dan kesulitan dalam menangani krisis yang semakin memburuk.
Banjir besar yang melanda Aceh Utara sejak 22 November 2025 telah menyebabkan 121 warga meninggal dunia, sementara 109 orang hilang hingga Rabu (3/12/2025) pukul 12.00 WIB. Dalam pernyataannya, Bupati Ismail, atau yang akrab disapa Ayahwa, mengungkapkan kekecewaan dan keprihatinan mendalam atas minimnya kehadiran pemerintah pusat. Ia menegaskan bahwa banyak warga yang kelaparan, masih ada jenazah yang belum dievakuasi, dan akses ke berbagai wilayah terputus total.
Ismail juga menyoroti terbatasnya dana darurat yang dimiliki daerah, yang kini telah habis digunakan untuk membeli kebutuhan pokok bagi korban banjir. Ia menyampaikan bahwa ribuan warga hanya tersisa pakaian di badan, kehilangan rumah, harta, dan kini mulai jatuh sakit akibat kondisi lingkungan yang semakin buruk. Pemerintah daerah, meski telah mengerahkan seluruh sumber daya yang ada, tetap tidak mampu menjangkau seluruh titik terdampak, terutama wilayah pelosok yang terisolasi.
Di sisi lain, permintaan Bupati untuk bantuan helikopter guna distribusi logistik ke pedalaman, khususnya di wilayah Langkahan, baru mulai mendapat respons pada Rabu siang. Koordinator BNPB untuk Kabupaten Aceh Utara, Robi, memastikan bahwa distribusi bantuan menggunakan helikopter sudah masuk dalam agenda operasi dari Banda Aceh. Ia menjelaskan bahwa Aceh Utara mendapatkan dua titik distribusi, sementara jadwal penerbangan disesuaikan dengan rute dan kondisi operasional helikopter.

