Titik Terang > NASIONAL > Kemudahan Digital Bawa Ancaman: Kejahatan Siber Meningkat, Semua Kalangan Jadi Target

Kemudahan Digital Bawa Ancaman: Kejahatan Siber Meningkat, Semua Kalangan Jadi Target

Di balik segala kemudahan yang ditawarkan era digital, ancaman kejahatan siber kini semakin nyata dan kompleks. Laporan terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) mencatat lonjakan signifikan dalam jumlah laporan penipuan digital. Hingga kini, lebih dari 208.000 rekening telah dilaporkan terindikasi penipuan, namun baru sekitar 47.000 yang berhasil diblokir, mencerminkan tantangan besar dalam upaya mitigasi risiko digital.

Indonesia sendiri masih menghadapi persoalan serius dalam hal keamanan siber. Skor National Cyber Security Index (NCSI) Indonesia hanya 63,64 dari skala 100, menempatkan negara ini di peringkat ke-49 dari 176 negara. Kerentanan sistem ini membuat pelaku kejahatan digital kian leluasa menyasar berbagai lapisan masyarakat, dari pengguna pemula hingga pengguna berpengalaman.

Ancaman tak hanya bersifat lokal. Laporan World Economic Forum memprediksi 2025 akan menjadi tahun rawan serangan siber berbasis kecerdasan buatan (AI), seperti ransomware, manipulasi sosial, dan penyalahgunaan data dengan teknologi canggih. Sepanjang 2024, tercatat lebih dari 3.000 pelanggaran data dengan jumlah korban mencapai 1,3 miliar—naik lebih dari 200 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kelompok lanjut usia bukan satu-satunya yang rentan. Generasi Z dan milenial juga berada dalam radar para pelaku kejahatan digital. Gen Z kerap menjadi target penipuan karena kepercayaan berlebihan pada platform digital, sementara milenial tercatat sebagai kelompok yang paling sering mengalami pencurian data pribadi. Kondisi ini menegaskan pentingnya peningkatan literasi digital di semua kalangan, serta perlindungan siber yang lebih kuat dan responsif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *