Banyak orang mengira asam lambung hanya disebabkan karena tidak makan atau telat makan. Padahal, menurut para ahli kesehatan, penyebab naiknya asam lambung jauh lebih kompleks. Dokter spesialis penyakit dalam menyebutkan bahwa gaya hidup, stres, konsumsi makanan tertentu, dan kebiasaan buruk seperti merokok justru lebih sering menjadi pemicu utama gangguan asam lambung.
Salah satu pemicu yang umum adalah konsumsi makanan tinggi lemak, pedas, dan asam, seperti gorengan, kopi, dan makanan instan. Makanan tersebut dapat melemahkan katup di lambung (sfingter esofagus bawah), yang menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan dan menimbulkan sensasi panas di dada (heartburn). Selain itu, makan terlalu cepat atau dalam porsi besar juga bisa memperparah kondisi ini.
Faktor psikologis seperti stres dan kecemasan juga berperan besar. Dalam kondisi stres, produksi asam lambung bisa meningkat, dan sistem pencernaan pun terganggu. Hal inilah yang menyebabkan banyak pasien asam lambung merasa gejalanya kambuh saat menghadapi tekanan atau kelelahan mental. Oleh karena itu, manajemen stres sangat disarankan sebagai bagian dari pengobatan gangguan ini.
Dokter menyarankan agar penderita gangguan lambung menjaga pola makan teratur, menghindari makanan pemicu, tidur cukup, serta rutin berolahraga ringan. Jika gejala terus berulang, penting untuk berkonsultasi ke tenaga medis guna mendapatkan penanganan yang tepat dan menghindari komplikasi seperti radang kerongkongan atau GERD.