Tidur setelah sahur, kebiasaan yang sering dilakukan sebagian besar orang selama bulan Ramadan, ternyata dapat berisiko bagi kesehatan tubuh. Meskipun tidur setelah sahur terasa menyegarkan, sejumlah ahli kesehatan memperingatkan bahwa kebiasaan ini bisa berdampak buruk pada sistem pencernaan dan metabolisme tubuh. Salah satu masalah yang sering timbul adalah terganggunya proses pencernaan makanan yang baru saja dikonsumsi, karena tubuh cenderung melambat saat tidur.
Tidur setelah sahur juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan, karena tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk membakar kalori yang masuk selama sahur. Saat tidur, metabolisme tubuh melambat, sehingga kalori yang tidak terbakar dapat disimpan dalam bentuk lemak. Kondisi ini bisa memperburuk risiko obesitas dan gangguan metabolik lainnya dalam jangka panjang.
Selain itu, tidur setelah sahur juga berpotensi menyebabkan gangguan kualitas tidur. Tidur dengan perut penuh dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pencernaan, seperti asam lambung naik (GERD), yang dapat mengganggu kenyamanan tidur. Hal ini membuat tidur menjadi tidak nyenyak, dan pada akhirnya mengganggu siklus tidur yang sehat yang diperlukan tubuh untuk memulihkan energi.
Pakar kesehatan menyarankan agar setelah sahur, sebaiknya tetap terjaga selama beberapa waktu untuk memberi kesempatan tubuh mencerna makanan dengan baik. Aktivitas ringan seperti berjalan kaki bisa membantu proses pencernaan serta menjaga kestabilan metabolisme tubuh, sehingga puasa bisa dilalui dengan lebih sehat dan bertenaga sepanjang hari.